Kamis, 18 November 2010
Keunikan Arsitektur Istano Silinduang Bulan
Keunikan Arsitektur Istano Silinduang Bulan
KERAGAMAN yang dimiliki negara kita bukan saja tertuang dalam hal seni dan budaya, namun juga dari arsitektur bangunan yang dimiliki setiap daerahnya. Nah, salah satu bangunan khas yang bisa Anda lihat adalah Istano Silinduang Bulan.
Terletak di pusat kerajaan Pagaruyung, istana berukuran 28 x 8 meter ini disebut juga dengan Rumah Gadang Sambilan Ruang. Istana ini didirikan di tapak istana lama yang terbakar pada 1966 atau sekitar dua kilometer sebelah utara Istana Basa (terbakar pada 2007).
Apa yang terlihat saat ini di Istano Silinduang Bulan bukan lagi istana yang asli, akan tetapi merupakan replika yang sudah dibangun ulang untuk menggantikan istana lama yang terbakar.
Berkunjung ke Istano Silinduang Bulan, Anda akan dapat melihat beberapa keunikan yang menarik untuk dilihat. Dari gaya bangunannya, istana ini menggunakan gaya Alang Babega. Ini berbeda dengan istana-istana lain di Minangkabau yang lebih banyak memakai gaya bangunan Gajah Maharam, Rajo Babandiang, Sitinjau Lauik dan sebagainya.
Sebagai informasi, Alang Babega merupakan gaya bangunan khas tempat para raja dan keluarga menginap.
Berada di dalam istana, pada bagian dindingnya, Anda akan melihat hiasan dengan berbagai jenis ukiran. Diantaranya Pucuak Rabuang dan Aka Cino dipadukan dengan hiasan kaca Tabentang Kalangik. Pada jalusi di atas jendela dihiasi dengan ukiran tembus dengan motif Si Kambang Manih.
Pada bagian di bawah pinggir atap yang disebut dampa-dampa dihiasi dengan tiga jenis ukiran yaitu Pisang Sasikek, Aka Cino dan Tantadu Bararak. Sementara pada pintu masuk juga dapat dilihat berbagai macam jenis ukiran seperti Tupai Managun, Daun Bodi, Saik Wajik, Bungo Lado, Buah Palo Bapatah, dan Itiak Pulang Patang.
Beralih ke bentuk bagian atap, Istano Silinduang Bulan mempunyai tujuh buah gonjong (tajuk) yang berdiri kokoh dan megah menjulang ke langit. Sementara itu di bagian halaman istana berdiri dua buah rangkiang. Rangkiang merupakan tempat penyimpanan padi para keluarga Kerajaan Pagaruyung. Kedua rangkiang tersebut diberi nama Si Bayau-bayau dan Si Tinjau Lauik.
Sebagai istana Kerajaan Pagaruyung, Istano Silinduang Bulan sekarang ini masih banyak menyimpan benda-benda pusaka Kerajaan Pagaruyung yang dirawat dengan baik. Warisan pusaka kerajaan yang ada tersebut tentunya menarik untuk dilihat dan diamati.
Dengan berbagai hiasan dan ukiran yang dimilikinya, Istano Silinduang Bulan juga merupakan salah satu Rumah Gadang yang memiliki ukiran Relic Minang yang sangat indah dan menakjubkan.
Bila hendak berkunjung, lokasi Istano Silinduang Bulan yang terletak di Nagari Pagaruyuang Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumetera Barat dapat di akses menggunakan jalur darat.
Perjalanan dapat dimulai dari kota Padang dengan menggunakan angkutan umum, travel, mobil pribadi atau mobil sewaan. Jarak objek wisata dari Padang ditempuh lebih kurang 2 jam dengan ongkos Rp10.000-Rp15.000 per orang. (wisatamelayu/*/X-12)
KERAGAMAN yang dimiliki negara kita bukan saja tertuang dalam hal seni dan budaya, namun juga dari arsitektur bangunan yang dimiliki setiap daerahnya. Nah, salah satu bangunan khas yang bisa Anda lihat adalah Istano Silinduang Bulan.
Terletak di pusat kerajaan Pagaruyung, istana berukuran 28 x 8 meter ini disebut juga dengan Rumah Gadang Sambilan Ruang. Istana ini didirikan di tapak istana lama yang terbakar pada 1966 atau sekitar dua kilometer sebelah utara Istana Basa (terbakar pada 2007).
Apa yang terlihat saat ini di Istano Silinduang Bulan bukan lagi istana yang asli, akan tetapi merupakan replika yang sudah dibangun ulang untuk menggantikan istana lama yang terbakar.
Berkunjung ke Istano Silinduang Bulan, Anda akan dapat melihat beberapa keunikan yang menarik untuk dilihat. Dari gaya bangunannya, istana ini menggunakan gaya Alang Babega. Ini berbeda dengan istana-istana lain di Minangkabau yang lebih banyak memakai gaya bangunan Gajah Maharam, Rajo Babandiang, Sitinjau Lauik dan sebagainya.
Sebagai informasi, Alang Babega merupakan gaya bangunan khas tempat para raja dan keluarga menginap.
Berada di dalam istana, pada bagian dindingnya, Anda akan melihat hiasan dengan berbagai jenis ukiran. Diantaranya Pucuak Rabuang dan Aka Cino dipadukan dengan hiasan kaca Tabentang Kalangik. Pada jalusi di atas jendela dihiasi dengan ukiran tembus dengan motif Si Kambang Manih.
Pada bagian di bawah pinggir atap yang disebut dampa-dampa dihiasi dengan tiga jenis ukiran yaitu Pisang Sasikek, Aka Cino dan Tantadu Bararak. Sementara pada pintu masuk juga dapat dilihat berbagai macam jenis ukiran seperti Tupai Managun, Daun Bodi, Saik Wajik, Bungo Lado, Buah Palo Bapatah, dan Itiak Pulang Patang.
Beralih ke bentuk bagian atap, Istano Silinduang Bulan mempunyai tujuh buah gonjong (tajuk) yang berdiri kokoh dan megah menjulang ke langit. Sementara itu di bagian halaman istana berdiri dua buah rangkiang. Rangkiang merupakan tempat penyimpanan padi para keluarga Kerajaan Pagaruyung. Kedua rangkiang tersebut diberi nama Si Bayau-bayau dan Si Tinjau Lauik.
Sebagai istana Kerajaan Pagaruyung, Istano Silinduang Bulan sekarang ini masih banyak menyimpan benda-benda pusaka Kerajaan Pagaruyung yang dirawat dengan baik. Warisan pusaka kerajaan yang ada tersebut tentunya menarik untuk dilihat dan diamati.
Dengan berbagai hiasan dan ukiran yang dimilikinya, Istano Silinduang Bulan juga merupakan salah satu Rumah Gadang yang memiliki ukiran Relic Minang yang sangat indah dan menakjubkan.
Bila hendak berkunjung, lokasi Istano Silinduang Bulan yang terletak di Nagari Pagaruyuang Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumetera Barat dapat di akses menggunakan jalur darat.
Perjalanan dapat dimulai dari kota Padang dengan menggunakan angkutan umum, travel, mobil pribadi atau mobil sewaan. Jarak objek wisata dari Padang ditempuh lebih kurang 2 jam dengan ongkos Rp10.000-Rp15.000 per orang. (wisatamelayu/*/X-12)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar